Sambas Times. Ketua Pengurus Wilayah Pemuda ICMI Provinsi Kalimantan Barat, Denie Amiruddin SH MHum menyambut baik hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Majelis Sinergi Kalam (Masika) ICMI, Sabtu (17/9/2022) di Hotel Ambhara Jakarta secara hybrid.
“Kami menyambut baik hasil Munaslub dengan agenda tunggal perubahan nama. Masika menjadi Pemuda ICMI. Sedangkan Masika tetap ada sebagai bagian dari lembaga kajian Pemuda ICMI,” kata Denie yang mengikuti Munaslub secara daring.
Menurut Denie, kepengurusan di Kalbar akan segera menyesuaikan diri dengan nama baru itu. Kebetulan, dalam waktu dekat memang akan segera meminta pengukuhan dan pelantikan kepengurusan Kalbar.
“Nama Pemuda ICMI sangat tepat sekali karena Pemuda ICMI merupakan organisasi sayap dari ICMI. Kalbar sekarang ini sedang menyusun kepengurusan dan sesegera mungkin akan kita serahkan ke DPP Pemuda ICMI,” kata Denie yang juga advokat asal Kalimantan Barat ini.
Keputusan perubahan nama dalam Munaslub ini terkait Masika yang berdiri pada 8 Oktober 1993 sebagai organisasi otonom yang mewadahi para intelektual muda di lingkungan ICMI. Perubahan nama menjadi Pemuda ICMI merupakan respons atas keputusan dan rekomendasi Muktamar ICMI 2021. Rekomendasi itu yang memasukkan organisasi kepemudaan di dalam struktur Majelis Pimpinan Pusat (MPP) ICMI.
“Ini respons atas rekomendasi Muktamar ICMI sekaligus ikhtiar untuk menegaskan posisi para intelektual muda ICMI agar lebih berkonstribusi bagi kerja-kerja keumatan dan kebangsaan. Sedangkan nama Masika akan tetap ada sebagai lembaga kajian dalam Pemuda ICMI,” kata Dr Ismail Rumadan, Ketua Umum Pemuda ICMI.
Pengurus Nasional yang berkedudukan di ibukota dan pengurus 29 organisasi wilayah menghadiri Munaslub Masika ICMI secara hybrid dengan agenda tunggal perubahan nama.
Menurut Ismail, keputusan mengubah nama organisasi juga berdasarkan keinginan untuk bisa lebih berperan dalam kerja-kerja nyata di tengah masyarakat. “Kita juga ingin menjalankan tugas yang melekat pada diri kita sebagai intelektual, khususnya pada peran keumatan dan kebangsaan,” ujarnya.
Ini, kata dia, merupakan ikhtiar untuk beradaptasi, dengan mengubah dan mempertegas orientasi organisasi menjadi organisasi yang adaptif dan transformatif.
Responsif
Ketua Umum ICMI Prof Arief Satria dalam Munaslub mengatakan, organisasi seperti Pemuda ICMI menghadapi tantangan yang tidak mudah ke depannya. Ritme dinamika perubahan kini semakin cepat, dan semakin pendek terjadi dalam hitungan dekade. “Karenanya kita harus responsif dan adaptif dalam menghadapi perubahan yang serba cepat ini,” ujar Rektor IPB ini.
Mantan Ketua Umum ICMI Prof Jimly Ashiddiqie mengatakan cendekiawan adalah mereka yang peduli pada masalah-masalah sosial di sekitarnya, dan ia turut berperan dan berkontribusi sosial. “Karena itu Pemuda ICMI harus memberikan perhatian serius pada masa depan umat dan masa depan peradaban. Serta ikut berperan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan global,” ujar Jimly.
Munaslub ini juga membahas Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Bertindak sebagai pimpinan sidang, Muharam Yamlean, Taufan Ihsan Tuarita, dan Anco Farham.
“Hari ini merupakan momentum bersejarah bagi organisasi, menjelang 29 tahun kelahiran organisasi ini,” ujar Muharam.
Wakil Ketua Umum ICMI Priyo Budi Santoso dalam sambutan penutupan Munaslub mengatakan, organisasi kepemudaan ICMI harus tetap mempertahankan ruh kecendekiawanan, keumatan, dan keindonesiaan. “Itu adalah salah satu ciri khas yang harus dipertahankan,” ujar Priyo.(st/rls)