Sambas Times. Kawasan Perbatasan Negara Indonesia-Malaysia di Temajuk memiliki berbagai potensi dan kuliner laut, salah satunya di Pantai Bayuan yang banyak terdapat Kepiting.
Sambas Times berkesempatan mengikuti Agustian dan Yendi warga Desa Temajuk untuk mencari Kepiting yang masih banyak terdapat di Sungai Bayuan yang merupakan lokasi hutan Mangrove atau Bakau.
Untuk mencari kepiting, pertama-tama warga Temajuk ini memasang umpan ikan yang telah disiapkan untuk di ikat kedalam Bubu lipat, cara mengikat ikan posisinya harus bergantung di tengah bubu.
Setelah umpan terpasang, selanjutnya Agustian dan Yendi masing-masing memasang bubu di lokasi yang menurut mereka ada kepiting, terutama melihat arah keluar masuk air, serta lubang kepiting untuk diletakkan perangkap jenis bubu.
“Setelah pasang umpan, selanjutnya kita meletakkan bubu, lokasinya tempat keluar masuk air, karena Kepiting senang ditempat seperti itu, dan amis ikan juga cepat tercium kepiting, apalagi ada lubang tempat persembunyiannya,” kata Agustian usai memasang perangkap kepiting.
Sedangkan Yendi lebih senang memasang bubu di tengah aliran sungai, menurutnya ditengah aliran sungai kepitingnya besar-besar, dam jenisnya beda-beda, karena sungai Bayuan airnya asin, jadi Kepiting laut juga masuk kalau air pasang.
“Kalau pasang ditengah sungai kepitingnya besar-besar, dan jenisnya beragam, selain Kepiting Bakau, biasa juga kita dapat Kepiting Batu dan Kepiting Karang,” ujar Yendi.
Kalau ukuran kepiting ada yang A, B dan C, kadang juga kita pasang di tepi dapat kepiting bakau yang besar atau A, tapi jarang, kalau ditengah alur sungai, sering dapat kepiting A, hanya saja sekarang belum masuk musimnya, agak sulit dapatkan yang A.
“Sekarang belum masuk musim kepiting, tapi air cukup tinggi, jadi agak sulit dapat kepiting A, namun sekarang bulan gelap, kalau kita dapat kepiting walau bukan yang A, tapi daging kepitingnya padat, berbeda kalau bulan terang, dagingnya sedikit,” jelasnya.
Setelah bubu kepiting di pasang, keesokkan harinya baru bubu diangkat, biarkan air sungai pasang dulu, pada saat surut keesokan harinya bubu bisa diangkat, tetapi jika kita bertahan di lokasi tidak perlu menunggu besok, tapi harus rajin di pantau.
“Biasanya setelah bubu di pasang kita langsung pulang, dan keesokkan hari baru diangkat, kalau bertahan tidak perlu menunggu esok, asal rajin di pantau, begitu dapat diisi umpannya kembali,” jelasnya.
Keesokan harinya, Sambas Times melihat langsung proses pengangkatan bubu, dan hasilnya sesuai apa yang disampaikan Yendi, karena belum musimnya, kepiting yang didapat berukuran B, setelah dimasak, dagingnya sangat padat, dan rasa kepiting di objek wisata Pantai Bayuan sangat luar biasa. (edo)