Sambas Times. Perlu Edukasi mendalam bagaimana cara mengetahui proses Anak Penyu (Tukik) menetas. Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Kambau Borneo akan menjelaskan proses relokasi dan penetasan Tukik.
“Semua perlu proses, dan terus berupaya mempelajari bagaimana proses tukik menetas, serta mengatasi permasalahan tempat yang layak bagi tukik setelah menetas,” kata Irwan Ketua Pokmaswas Kambau Borneo, Sabtu (30/7/2022).
Kepada Sambas Times, Irwan menjelaskan bagaimana cara Tukik menetas melalui proses relokasi secara semi alami, serta metode yang di terapkan Pokmaswas Kambau Borneo di Pantai Tanjung Api, Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas dinilai berhasil 90 persen.
Menurut Irwan, proses relokasi Sarang Penyu secara semi alami yang dilakukan Pokmaswas Kambau Borneo dinilai berhasil meneteskan Tukik 90 persen.
Dimana cara Induk Penyu membuat kedalaman Sarang (Lubang) menjadi acuan bagi pokmaswas melestarikan penyu.
Menurutnya, keberhasilan model Lubang Sarang didalam pasir yang dibuat Induk Penyu, semua diikuti untuk keberhasilan meneteskan Telur Penyu didalam lubang sarang tersebut.
proses pengambilan telur
Tidak itu saja, yang lebih penting lagi bagaimana perlakuan kita dalam proses pengambilan telur dan media-nya, terutama proses relokasi ke lahan berpasir yang masih baru dan bersih, serta jauh dari pasang surut air laut untuk menghindari kerusakan telur.
“Lahan berpasir harus bersih dan belum tercemar, dan proses relokasi harus dilakukan pada malam hari, hal ini dilakukan karena Sarang Telur tidak boleh terkena sinar Matahari dan harus terhindar dari pasang surut Air Laut, sehingga proses aman pemindahan dilakukan pada malam hari, “kata Irwan.
Proses relokasi dilakukan, jelas Irwan, pada saat tim monitoring menjumpai penyu mendarat untuk bertelur dan sarang jauh dari pantauan tim. Maka telur tersebut akan dipindah pada demplot penetasan semi alam Pokmaswas Kambau Borneo.
“Dalam proses ini, Pokmaswas Kambau Borneo dinilai telah berhasil menetaskan telur menjadi Tukik 90 persen berhasil. Dan setiap tim jaga diwajibkan mengawasi proses penetasan telur sesuai tanggal relokasi sarang, “jelasnya.
Namun permasalahannya, setelah telur menetas, pos monitoring Pokmaswas Kambau Borneo tidak memiliki tempat yang layak bagi tukik setelah menetas. Sehingga dalam usia beberapa hari tukik harus di lepas ke laut.
“Kami berharap kepada pemerintah, khususnya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kalbar bisa membantu Sarpras dalam melakukan relokasi sarang. Serta tempat yang layak bagi Anak Penyu setelah menetas, “harapnya. (edo)