Pontianak. Dinamika politik di tubuh internal Partai Golkar Kalbar merangsek cepat. Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Kalbar, Maman Abdurrahman memutuskan tidak maju dalam kontestasi Pemilihan Gubernur 2024.
“Kalau saya tidak suka dengan salah seorang kader, maka akan saya sikat dan habisi. Ketua DPD Golkar Provinsi itu punya hak veto. Tetapi itu tidak saya lakukan dan saya hentikan tradisi itu termasuk dalam proses pencalonan gubernur dan wakil gubernur,” kata Maman, Jumat (19/8/2022) saat rapat pleno di Gedung Zamrud.
Sebagai Ketua DPD Provinsi, Maman memiliki jalur khusus untuk memaklumatkan menjadi calon gubernur Kalbar. Hal itu seperti tradisi sebelumnya dalam kepemimpinan Golkar, terutama pasca reformasi. Tidak ada sejarahnya Ketua DPD yang tidak maju calon gubernur.
“Pak Morkes waktu menjadi ketua DPD Golkar Kalbar mencalonkan diri menjadi gubernur. Pak Norsan juga demikian, kecuali Bang Zulfadhli. Masa iya saya tidak boleh menjadi calon gubernur. Tapi itu tidak saya lakukan karena saya mengutamakan doktrin karya kekaryaan,” ujar Maman disambut riuh tepuk tangan peserta pleno.
Maman memastikan dirinya bukan bicara soal kepentingan pribadi. Tetapi bicara tentang Partai Golkar. “Saatnya nanti kita akan deklarasikan calon gubernur dan calon wakil gubernur Kalbar dari Partai Golkar. Tidak menutup kemungkinan Golkar yang menjadi calon gubernur,” kata Maman.
Maman menjelaskan dirinya melihat masih banyak kader Golkar yang kuat untuk bisa maju dalam kontestasi Pilgub itu. Mereka adalah Ria Norsan, Prabasa Anantatur, Adrianus Asia Sidot, Martin Rantan dan Suma Jeni yang mewakili gender.
“Saya ini serius bicara, bukan main-main. Silakan nama-nama tersebut bergerak saja dari sekarang. Karena semuanya memiliki basis massa yang jelas. Saya akan bicara khusus dengan masing-masing figur Pilgub dari Golkar itu,” tegas Maman.(rdo)