Sambas Times. Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik Negeri Sambas (BEM Poltesa) mengajak masyarakat menolak paham Intoleransi dan Radikalisme di Kabupaten Sambas.
Ajakan itu disampaikan mahasiswa pada Dialog Panel dengan tema Peran Mahasiswa Dalam Mencegah Paham Intoleransi dan Radikalisme di Kabupaten Sambas, di Aula Poltesa, Rabu (16/4/2025).
Dialog Panel ini menghadirkan 3 narasumber dari latar belakang yang berbeda bede, pertama dari perwakilan Polres Sambas, tokoh agama dan akademisi.
Materi pertama intoleransi disampaikan Bambang kemudian dilanjutkan penyampaian materi Asnol. Intoleransi secara umum adalah tindakan intimidasi terhadap suatu perbedaan yang dapat menimbulkan hal negatif.
H Nazarudin Ketua FKUB Kabupaten Sambas menjelaskan intoleransi dan radikalisme. Ia mengatakan, didalam Alquran ada beberapa ayat yang menyinggung radikalisme.
Diantaranya, Surah At-Taubah dan Al-Baqarah. Dampak negatif dari radikalisme adalah dapat mencoreng nama baik agama, dapat mengganggu konsentrasi kuliah dan mencoreng nama baik orang tua.
Dr Deni Irawan Akademisi Kabupaten Sambas menyampaikan tentang peran mahasiswa dalam mencegah paham intoleransi dan radikalisme di Kabupaten Sambas.
“Mahasiswa sebagai agen of change dan harus memiliki sikap berfikir kritis. Peran mahasiswa dalam kampanye edukatif tentang paham intoleransi dan radikalisme,” katanya.
Deni mengajak masyarakat berdiskusi, menggunkan media sosial sebagai media edukasi, bekerjasama dengan pemerintah, ikut serta dalam berdiskusi antar agama.
Selain itu, ia mengajak elemen masyarakat harus peka terhadap perubahan, melapokan kepada pihak berwenang jika ditemukan indikasi radikalisme.
“Tujuan kegiatan ini, ialah untuk memberikan pemahaman tentang intoleransi dan radikalisme di kabupaten Sambas,” bebernya.
Intoleransi dan Radikalisme Rusak Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Presiden Poltesa Edi menjelaskan, paham intoleransi dan radikalisme bisa merusak persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia tentu hal yang merusak harus bersama sama kitak lawan.
“Intoleransi dan radikalisme ini berpotensi bisa merusak persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga harus menjadi perhatian bersama menolaknya,” ajaknya.
Melalui dialog panel ini, ia berharap bisa mencegah dan membendung paham intoleransi dan radikalisme di kabupaten Sambas.
Edi mengajak elemen masyarakat untuk bersama-sama mencegah penyebaran paham intoleransi dan radikalisme, sehingga tercipta kondisi aman, damai, dan kondusif di kabupaten Sambas.
Penulis : Muhammad Ridho